Pengertian budi pekerti berasal dari dua kata Sansekerta yakni Buddhi dan Krti. Buddhi artinya budi, pengertian, pendapat, akal kesadaran, persepsi. (Pemda Tk I Bali, 1985/1986 : 265). Krti (kerti) berarti laksana, laku, perilaku. Pekerti artinya perbuatan atau perilaku/laksana yang disengaja (Pemda Tk I Bali : 136)
Dalam perkembangan selanjutnya kata budhi juga berarti kecerdasan. Dalam kosa kata bahasa Indonesia kata budhi, seperti disebutkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:150) berarti :
- Alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk meninbang baik dan buruk;
- Tabiat,akhlak, watak;
- Perbuatan baik, atau kebaikan;
- Daya upaya, atau ikhtisar;
- Akal (dalam arti kecerdikan).
Dengan demikian Budhi Pekerti adalah perbuatan atau tingkah laku sengaja dengan sadar yang dilakukan dilandasi oleh akal sehat dan hati nurani, maka kata budhi pekerti bermakna perbuatan tingkahlaku yang baik dan benar atau perilaku yang mulia untuk menjaga hubungan yang harmonis antar sesama umat manusia, Tuhan beserta ciptaan-Nya.
Bila setiap orang dapat membina hubungan yang harmonis dengan Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa dengan mengikuti segenap ajaran-Nya, maka sesungguhnya akan memancar kasih sayang kepada sesama manusia bahkan kepada segala mahluk hidup (sarvaprani hitankara).
Setiap ajaran agama termasuk ritual sebagai salah satu perwujudan ajaran agama mengandung ajaran untuk membina hubungan yang harmonis antara sesama umat manusia, mahluk hidup dan alam lingkungannya.
Pengembangan budhi pekerti adalah usaha untuk meningkatkan perilaku dalam memperoleh tujuan dari kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian pengembangan budhi pekerti sangatlah penting agar tercapai segala yang menjadi tujuan dalam hidup ini. Adapun usaha-usaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik ini, ajaran agama hindu memiliki banyak konsep tentang untuk meningkatkan sraddha dan bhakti dalam menumbuh kembangkan bhudhi pekerti.
Pengembangan budhi pekerti yang luhur adalah segala perilaku yang tepat diterapkan dalam berperilaku, maka mengacu kepada konsep sastra suci sebagai berikut :
- Dengan Tri Kaya Parisudha yaitu tiga perbuatan yang harus disucikan, mulai dari berpikir, berkata, dan berbuat.
- Dengan Tri Hita Karana, hubungan dengan Tuhan (sang pencipta), hubungan sesama dan hubungan dengan alam beserta ciptaanya yang lain.
- Dengan mengimplementasikan ajaran Tri Rna, baik kepada setiap orang, Tuhan, orang tua dan leluhur, Guru, orang suci dll.
Karena perilaku manusia yang menyimpang dari tertib kosmos memiliki hubungan terhadap terjadinya bencana, maka umat manusia sangat perlu mempertimbangkan segala perilakunya.
Manusia perlu lebih menyadari tindakan-tindakan yang dapat suatu waktu dapat mendatangkan bencana baik pada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
***
Demikian penjelasan Budi Pekerti yang dikutip dalam sumber referensi "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti"
Sumber : SejarahHariRayaHindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar