Pura sebagai tempat suci yang disebutkan merupakan replikasi dari makrokosmos sebagaimana dijelaskan dari kutipan babad bali dalam struktur pura pada Samuan Tiga,
sebagai sejarah asal mula adanya Pura Kahyangan Tiga sebagai tatanan kehidupan yang terdapat disetiap desa adat di Bali hingga pulau ini sampai sekarang dijuluki sebagai Pulau Dewata yang indah dan damai.
Pura disebutkan dibagi menjadi beberapa halaman pura sebagai simbolik dari loka dan tala dari makrokosmos tersebut.
Misalnya pura dengan dua halaman,
Misalnya pura dengan dua halaman,
- jaba jeroan sebagai simbol alam bawah, sedangkan
- alam atas dengan tiga halaman merupakan simbol dari tri loka.
Juga tentang
- Sejarah - sejarah pura, di Bali dan luar.
- Foto Pura di Bali Tempo Dulu
- Tata upacara membangun sebuah pura baru sebagai tempat suci untuk ketentraman jiwa.
- Tahapan upacara mendirikan bangunan suci, hendaknya juga dilengkapi dengan Mulang Panca Dhatu, yang penuh dengan sinar-sinar kesucian Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa tempat suci untuk melukat di Bali sebagai pelengkap dari rangkaian perjalanan tirta yatra.
Tempat Suci Pekarangan Rumah | Sangatlah penting dalam kaitannya dengan hubungan umat dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, Bangunan / pelinggih yang harus ada di dalam pekarangan rumah adalah sanggah dan tugu Pangijeng / penunggun karang dll ....
Pelangkiran | di dapur stana untuk Dewa Brahma, kamar tidur, kantor dll ...........
Sehingga sebagaimana disebutkan pada hari sugihan jawa bertujuan untuk membersihkan segala tempat dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci.
Dan ketika pertama kali masuk untuk sembahyang di sebuah tempat suci,
Dan ketika pertama kali masuk untuk sembahyang di sebuah tempat suci,
hendaknyalah disebutkan mempersembahkan Banten Pejati sebagai ungkapan rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya agar mendapatkan kerahayuan dan keselamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar