Garbha adalah kandungan seorang ibu dimana tempat janin berada sebelum dilahirkan untuk nantinya kita bisa menikmati kembali
- alam dunia yang indah ini,
- dengan perkembangan dari warisan, seni budaya leluhur yang telah diberikan kepada anak cucu kita dahulu.
Perjalanan yang begitu panjang atman dalam hal punarbhawa untuk dapat melakukan reinkarnasi dalam tradisi di Bali disebutkan juga bertujuan agar dapat memiliki raga dan sukma sarira yang lebih baik,
untuk itu sebaiknya kita mampu memilih garbha (kandungan) yang baik.
Menurut Pandita Mpu Nabe Daksa Samyoga, ada beberapa cara untuk mencapai ini:
- Setelah 3 ½ hari pertama kematian kebanyakan roh dari orang tersebut belum bisa menyadari kematian dirinya.
- Untuk menyadari hal itu,
- maka roh / atman si mati (?) seyogyanya harus juga berdoa dan mohon bantuan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menyebabkan kita ada di dunia ini,
- agar ditunjukan keberadaan Pintu Garbha yang terbuka dan tertutup.
Memilih Garbha begitu penting ketika kita ingin lahir kembali agar bisa menikmati alam dunia yang indah ini yang disebutkan ada 8 Tanda Gharba dengan artinya masing-masing sbb:
- Danau dan angsa,
- sebagai pertanda kita lahir keluarga mapan dan nyaman.
- Bangunan-bangunan megah,
- pertanda peningkatan kesadaran dan kemurnian di dunia yang akan datang.
- Danau dan kuda-kuda yang berkeliaran di tepinya,
- kita akan memperoleh kekayaan tapi kesejahteraan yang semu.
- Danau yang dikelilingi oleh hutan yang luas dengan berbagai macam binatang berkeliaran,
- kita dapat usia yang panjang, tetapi tidak menunjang kehidupan spiritual.
- Tempat suci dan Pura yang megah,
- kita akan lahir dalam alam para Dewata atau lahir dalam keluarga yang religius yang sangat membantu proses kemurnian jiwa kita.
- Belukar dan api yang membara,
- kita akan lahir dalam keluarga yang mengagungkan kekuatan dan kesaktian.
- Gua-gua yang gelap atau lubang-lubang yang besar yang tertutup kabut,
- kita akan lahir pada mereka yang masih bersifat hewani.
- Bersamaan terlihat padang pasir yang luas, hutan belukar yang gelap, gua-gua yang sunyi dan lapangan tanpa habitat,
- kita akan lahir dalam kehidupan yang tidak berarti.
agar kematian itu menjadi sesuatu yang indah yang diimpikan semua orang.
Pentingnya Garbha tersebut dimana tempat janin berada sehingga pada saat bayi dalam kandungan berumur 7 bulan hendaknya disebutkan dilaksanakan upacara pegedong-gedongan untuk dapat menyucikan janin tersebut, agar nantinya terlahir anak / putra yang Suputra.
Juga disebut Garbhadhana sebagaimana runtutan upacara manusa yadnya dalam Agama Hindu disebutkan dilaksanakan pada saat kandungan berusia 210 hari (7 bulan).
Tidak harus persis, tetapi disesuaikan dengan hari baik.
Tempat Upacara Garbhadhana dilaksanakan di dalam rumah, pekarangan, halaman rumah, di tempat permandian darurat yang khusus dibuat untuk itu, dan dilanjutkan di depan sanggar pemujaan (sanggah kamulan). Pelaksana Upacara ini dipimpin oleh Pandita, Pinandita atau salah seorang yang tertua (pinisepuh).
Tata Pelaksanaan :
- lbu yang sedang hamil terlebih dahulu dimandikan (siraman) di parisuda, dilanjutkan dengan mabyakala dan prayascita.
- Si lbu menjunjung tempat rempah-rempah, tangan kanan menjinjing daun talas berisi air dan ikan yang masih hidup.
- Tangan kiri suami memegang benang, tangan kanannya memegang bamboo runcing.
- Si Suami sambil menggeser benang langsung menusuk daun talas yang dijinjing si Istri sampai air dan ikannya tumpah.
- Selanjutnya melakukan persembahyangan memohon keselamatan.
- Ditutup dengan panglukatan dan terakhir natab
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar