
- Lontar “Keputusan Sang Hyang Anala” memuat secara rinci mengenai
- cara memilih tanah, jenis tanah, tata ruang halaman, prosedur membangun
- hingga upacara yang berhubungan dengan nyakap palemahan dan melaspas bangunan.
- Lontar Asta Dewa dan Asta Kosala Kosali, selain bahan-bahan atau ramuannya (seperti kayu, ijuk, ambengan, alang-alang, batu alam, bata, dll.)
- Lontar Janantaka, khusus mengulas tentang klasifikasi kayu yang hendak digunakan untuk rumah maupun bangunan-bangunan suci seperti halnya :
- kayu untuk membuat kentongan pada bale kulkul
- pengider-ideran (catur loka pala atau asta dala), tri mandala / tri loka,
- adanya upacara sangaskara (penyucian)
- serta mengandung simbol-simbol sesuai dengan ajaran agama Hindu (seperti padma, naga, SanghyangAcintya, dll).
- Lontar Asta Dewa, Asta Kosala-Kosali, dan Lontar Wiswakarma, yang mengulas tentang keprofesian undagi.
- Tata laksana dan penyucian bangunan Bali meliputi ngeruak karang, nyukat karang, nasarin, memakuh danngurip-urip.
- Lontar Asta Patah yang terkait dengan ukuran dan jarak tiang bangunan.
- Lontar Swakarma perihal tata cara menebang kayu / taru,
- Lontar Padmabhumi yang menyangkut sejarah lokasi pura di Bali berlandaskan pengider-ideran pada bhuana agung.
- Lontar tentang Sikuting Umah, berhubungan dengan pengukuran bangunan perumahan.
- Lontar Bhuana Kretih, terkait upacara yadnya-upacara dalam proses mendirikan bangunan sejak awal hingga selesai.
- Lontar Dewa Tatwa yang mengulas jenis-jenis yadnya atau pedagingan untuk masing-masing palinggih dan jenis-jenis upacara pamelaspas.
- dll
Kesantunan berkarya arsitektur di Bali sebagai bingkai kejujuran, transparansi pengutaraan dan penciptaan ruang-ruang yang beretika dalam format nalar dan cita rasa yang kreatif hendaknya semakin berkembang, mengakar dan dilestarikan sebagai warisan budaya luhur dalam setiap zaman peradaban.
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar