Tri Kona adalah tiga kemahakuasaan Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa dalam hal :
Dimana sewaktu manusia lahir diberi kekuatan berupa Ongkara Mula yang nantinya disebutkan bermanifestasi menjadi :
- Sastra Mudra, Sastra Wrestra (Nuriastra) dan Sastra Swalalita.
- Ketiga kekuatan sastra inilah disebutkan memberi makna Tri Kona dalam hidup ini yaitu berupa Utpti, Stiti, Pralina,
- Kelahiran, menjadi sesuatu yang sangat mulia karena dapat melakukan reinkarnasi yang berulang ulang.
- Kehidupan, perpaduan antara atman dengan badan jasmani yang menyebabkan mahluk itu hidup,
- Kematian, dimana hubungan manusia sebagai mahluk hidup dengan dunia nyatanya telah putus dan terlepasnya sang jiwa (atman) dengan sthula sarira (badan fisiknya).
Ketiga kemahakuasaan Tuhan tersebut dalam pemujaan Padma Bhuwana Tiga di Pura Besakih disebutkan bahwa :
- Tri Kona melukiskan keberadaan Tuhan yang sudah dalam keadaan krida,
- Dalam hal inilah Tuhan sebagai Siwa bermanifestasi menjadi Tri Murti yang dipuja di setiap Pura Kahyangan Tiga di setiap desa adat di Bali.
Tri Kona juga dalam artikel Babad Bali, "Pura Kahyangan Tiga disebutkan bahwa,
Konsep tersebut akan membina kehidupan di desa pakraman untuk menuntun umat mewujudkan empat tujuan hidup tersebut sesuai dengan tahapan hidup yang disebut Catur Asrama.
Untuk itu agar upaya tersebut benar-benar berguna dalam kehidupan ini maka di bangunlah Pura Kahyangan Tiga di setiap desa adat pakraman.
Dinamika hidup dengan landasan Tri Kona inilah yang dapat menciptakan suasana hidup yang dinamis, harmonis dan produktif dalam arti spiritual dan material secara berkesinambungan sebagaimana dijelaskan
Sehingga dengan adanya keseimbangan hidup yang berorientasi pada skala dan niskala tersebut dengan menggunakan konsep tri kona ini dan dengan perpaguan tri semaya agar dapat membangun keseimbangan alam semesta dan manusia sepanjang masa yaitu :
Dengan pelaksanaan prosesi mapurwa daksina yang juga sebagai bagian dari ritual utpti, stiti, pralina ini, diiringi kidung-kidung dharma gita yang bertujuan untuk melakukan “peningkatan status” dalam upacara panca yadnya sehingga vibrasi sattvam yang muncul dari persembahan akan mengurai vibrasi unsur rajas-tamas di alam semesta ini.
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar