OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Agama

Agama adalah keyakinan sebagai penuntun untuk dapat mengetahui hakekat dan tujuan hidup yang sebenarnya, baik itu :
  • kehidupan di dunia, alam mayapada ini 
  • dan di akhirat kelak; 
    • yaitu alam setelah kematian, dimana nantinya setiap orang juga disebutkan akan mengalaminya.
Seperti halnya kehidupan beragama di Bali yang tidak bisa dipisahkan dengan kebudayaan setempat sebagai kearifan lokal yang bersinergi dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam sebuah ritus keagamaan.

Dimana pada dasarnya, kata "agama" secara etimologi juga disebutkan berasal dari bahasa saksekerta yakni dari kata :
  • “a” dan “gam”
  • yang masing-masing artinya 
    • “tidak’ dan “pergi”
Sebagaimana disebutkan dalam salah satu diktat agama hindu, kata agama ditilik dari arti kata tersebut,
  • sesuatu yang tidak pergi, 
  • tetap tidak berubah dan abadi. 
Sebab, “tidak pergi” dapat dimaknai sebagai sebuah kata mengurungkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma hidup. 

Kata “agama” dalam kamus Indonesia-Inggris disamakan artinya dengan “religion”.

Dan ciri utama orang beragama disebutkan dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala yaitu berbakti kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi).
Dalam konteks itu, umat diharapkan mampu menguatkan daya spiritual untuk menajamkan kecerdasan intelektual. 
Hal itu dijadikan dasar untuk menguatkan kepekaan emosional dan melahirkan kepedulian sosial.
Dalam Hindu, agama disebut dengan “Dharma” atau “Sanatana Dharma yang artinya :
  • Kebenaran, 
  • Kebijaksanaan yang utama (Abadi), 
  • Tiada awal dan tiada akhir. 
Masyarakat Indonesia sering menggunakan kata “Agama Hindu” atau “Hindu Dharma”, karena makna dari kata “agama” sama artinya dengan “dharma”.

Dilihat dari rumusan pengertian agama tersebut, ada beberapa hal penting yang harus diketahui yakni;
  • sebagai motivasi dalam meningkatkan mental dan spiritual
  • sebagai tatanan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. 
Agama tidak saja bertujuan untuk memupuk kebahagiaan di dunia, akan tetapi juga kebahagiaan di alam setelah kematian.
Tahapan-tahapan peningkatan kualitas beragama dalam inspirasihindu (Belajar dan Pembelajaran Adalah Yadnyayang menurut Lontar Sewaka Dharma adalah:
  1. Ksipta, seperti perilaku ke-kanak-kanakan yang cepat menerima sesuatu yang dianggapnya baik tanpa pertimbangan yang matang.
  2. Mudha, seperti perilaku pemuda: pemberani, selalu merasa benar, kurang mempertimbangkan pendapat orang lain.
  3. Wiksipta, seperti perilaku orang dewasa, mengerti hakekat kehidupan, memahami subha dan asubha karma.
  4. Ekakrta, seperti perilaku orang tua, yaitu keyakinan yang kuat pada Hyang Widhi, mempunyai tujuan yang suci dan mulia.
  5. Nirudha yaitu perilaku orang-orang suci seperti seorang sulinggih yang penuh pengertian, bijaksana, segala pemikiran perkataan dan perbuataannya terkendali oleh ajaran-ajaran Agama yang kuat, serta mengabdi pada kepentingan umat manusia.
Dan sebagai pemimpin agama, para sulinggih juga diharapkan agar mampu untuk dapat mengapresiasikan empat unsur pokok ajaran agama yaitu :
  • tattwa, dasar keyakinan beragama.
  • tata susila, untuk mengetahui hakekat kebenaran sesuatu.
  • acara agama, wujud simbolis komunikasi manusia dengan Tuhannya.
  • parisada, mengembangkan hubungan harmonis dengan sesama umat sebagai ciptaan Tuhan.
Namun dalam Whraspati Tattwa 26 juga disebutkan bahwa apa yang dinyatakan oleh kitab suci dan diajarkan oleh guru (seperti halnya oleh para Nabe) dalam etika dan moralitas menurut Putra Devata itulah juga agama namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya