Tapa adalah pemusatan pikiran dan pengendalian diri secara lahir bathin.
Tapa sebagai salah satu tuntunan sehari - hari untuk berprilaku yang baik yang merupakan bagian dari Dasa Paramartha sebagai ajaran kerohanian yang dapat dipakai salah satu syarat yadnya berpahala mulia yang dalam Kula Gotra Pasek Trunyan disebutkan,
Dengan Tapa ini, Atman akan semakin dekat dengan Brahman.
Tapa sebagai salah satu tuntunan sehari - hari untuk berprilaku yang baik yang merupakan bagian dari Dasa Paramartha sebagai ajaran kerohanian yang dapat dipakai salah satu syarat yadnya berpahala mulia yang dalam Kula Gotra Pasek Trunyan disebutkan,
Dengan Tapa ini, Atman akan semakin dekat dengan Brahman.
- Dekatnya hubungan Atman dengan Brahman akan membuat manusia itu selalu dapat berbuat dalam jalan Dharma.
- Tanpa Tapa, indriya itu bisa membawa diri manusia ini terseok-seok ke jurang Adharma menuju neraka.
- tapa, kuat menahan gejolak hawa nafsu.
- tapa namanya mengedalikan indriyanya yang berfungsi untuk memelihara dan melatih indriya agar tetap sehat sempurna menurut alamnya serta patuh pada pengendalian pikiran dan kesadaran budhi.
Melalui tapa brata dan samadhi ini yang di Bali juga dikenal dengan istilah Dewa Sraya dilaksanakan agar manusia dapat mencapai kesucian dan menciptakan kesejahteraan dan perdamaian dalam hidup ini.
Tapa dalam beberapa kutipan teks lontar disebutkan,
- Dalam Widhi Tatwa,
- tapa juga berarti pemusatan pikiran.
- Dengan cara tapa inilah juga dalam lontar Bhagawan Garga disebutkan
- Hyang Widhi menciptakan alam semesta ini bagi kita semua melalui suatu usaha yang memerlukan pemusatan tenaga dan pikiran sehingga kita harus selalu ingat pada jasaNya.
Sahabat, ternyata kisah itu memiliki makna yang mendalam. Dalam perjalanan mencari berkah Hyang Widhi, kita menghadapi banyak godaan,
Banyak rintangan dan suka duka dalam pertapaan yang sebagaimana dikisahkan,
- Pertapaan Bubuksah dan Gagaking pernah diuji oleh Dewa Siwa,
- Oleh karena Bubhuksah tyaga pati,
- maka ia berhak mendapatkan sorga yang terbaik dan tertinggi (sorga ketujuh)
- Dalam Mahabharata pun juga dikisahkan, banyak rintangan dan suka duka yang dialami oleh Sang Arjuna dalam pertapaannya,
- Berkah tersebut diharapkan sebagai bekal yang akan digunakan mengarungi samudera kehidupan.
- Dalam perjalanannya mencapai puncak gunung,
- Sang Arjuna diserang oleh seekor babi hutan dengan perut yang sangat besar dan dengan pertarungan yang sengit 1 lawan satu, akhirnya babi hutan tersebut dapat dikalahkannya, setelah itu,
- dilanjutkanlah perjalanannya menapak jalan terjal berliku menuju puncak gunung. Ditengah hutan yang lebat, kembali Arjuna diserang oleh ular berkepala tiga.
- Perkelahian diceritakan dengan sangat sengit.
- Ekor dipegang, kepala mematuk,
- kepala dipegang, ekor melilit.
- Akhirnya Sang Arjuna melompat ke belakang, mencabut tiga anak panah sekaligus, merapal mantra, akhirnya anak panah melesat menembus tiga kepala ular – mati.
- Selesai dengan cerita ular, Sang Arjuna melangkah lagi menuju puncak gunung.
- Sang Ksatria pandawa melawati Gua Besar yang dihuni oleh raksasa berkepala empat.
- Penengah Pandawa ini lalu berperang sengit dengan raksasa.
- Digebuk kepalanya, bukannya loyo, malah tambah besar dan kuat,
- dipukul badannya – si raksasa tambah galak, dipanah tidak mempan.
- Di tengah keputus-asaan, Sang Arjuna melompat mundur, dan bersila, mengheningkan cipta, meredam emosi ketitik nol, dan
- Sang Raksasa, anehnya, mati sendiri.
- mengheningkan cipta,
- memohon kepada Sang Kuasa,
- agar kehendaknya dapat dikabulkan.
- Lalu Bathara Indra mengirim bidadari yang paling cantik, Dewi Supraba, untuk menggoda tapa Sang Arjuna.
- Godaannya tidak mempan, lalu Bathara Guru datang, memberikan berkah kepada Sang Arjuna sebuah panah sakti bernama PASOPATI.
- Biasanya, kalau kita sudah tiba di-”puncak”,
- godaan birahi dapat memporak porandakan semuanya.
- Banyak kerajaan-kerajaan dan perusahaan besar jatuh akibat masalah yang satu ini.
- dia dapat membendung keserakahan sifat loba pada dirinya,
- mampu mengendalikan dengki iri-hati,
- teguh dalam tapa dan meredam amarah dan birahi tak lagi menguasainya.
Sumber : sejarahharirayahindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar