OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Yudha

Yudha berarti adalah perang, dimana tradisi perang bagi orang - orang Bali Mula sejatinya disebutkan bertujuan untuk :
  • melawan kemiskinan,
  • melawan korupsi,
  • melawan kejahatan atau prilaku adharma.
  • dll
Dalam sebuah TRADISI “PERANG” DI KARANGASEM, BALI (I) saling pukul dengan rotan untuk memohon hujan tersebut dilakukan dengan cara unik yaitu dengan cara :
  • Berduel satu lawan satu memakai alat pemukul dari rotan tanpa mengenakan baju hanya pakai busana adat bali saja.
  • Saling pukul dan gebug dalam tradisi perang yang dilakoni oleh masyarakat Karangasem ini disebutkan merupakan tradisi turun temurun yang mencerminkan sikap heroik, bukan karena masyarakat karangasem yang suka perang dan kekerasan, 
    • sebab mereka sadar bahwa Negara Indonesia merupakan negara hukum, yang tidak membenarkan tindakan kekerasan seperti itu, tapi semangat berperang tetap digelorakan dihati sanubari masyarakat.
    Disebutkan pula ada berbagai tradisi perang yang suka dilakukan penduduk desa adat di Karangasem. Misalnya :
    • ”perang rotan” atau yang oleh masyarakat setempat disebut Gebug Ende, terdapat di Desa Seraya,
    • ”perang api ” (Teteran) di Desa Jasri,
    • ”perang Jempana” dan ”perang pelepah pisang” (Tetabahan) di Desa Bugbug, dan
    • ”perang pandan berduri” yang dikenal dengan tradisi mageret pandan yaitu Mekare-kare terdapat di desa Tenganan Pegeringsingan salah satu desa penduduk Bali Aga (Bali asli) yaitu orang - orang Bali Mula.
    Dalam Yudha Kanda juga disebutkan, diperlukan siasat untuk dapat meraih kemenangan.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sekar Madya