OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Dasa Aksara

Dasa Aksara (Dasaksara) adalah sepuluh huruf / aksara suci sebagai jiwa dari meru atau bhuwana agung alam semesta ini. Sepuluh huruf suci ini merupakan urip bhuana yang letaknya di 10 penjuru alam semesta termasuk di tengah.

Ke-10 Dasa aksara suci tersebut masing-masing disebutkan sebagai berikut :
  • SA (letaknya di timur, dewanya Iswara dan warnanya putih), 
  • BA (selatan, Brahma, merah), 
  • TA (barat, Mahadewa, kuning) 
  • (utara, Wisnu, hitam), 
  • (tengah, campuran), 
  • NA (tenggara, Mahesora, merah muda atau dadu), 
  • MA (barat daya, Rudra, jingga), 
  • SI (barat laut, Sangkara, hijau), 
  • WA (timur laut, Sambu, biru)
  • YA (tengah atas). 
Aksara I dan Ya yang berada di tengah sebagai simbol campuran / brumbun manca warna / panca wara dalam kekuasaan dan kepemimpinan Ciwa / Siwa.

Sepuluh huruf utama Dasa Aksara alam ini sebagaimana disebutkan juga dalam kutipan artikel bukit cemerlang mahameru, Dasa Aksara sebagai simbol dari penguasa alam jagat raya ini yang sangat erat hubungannya dengan Dewata Nawa Sanga untuk bersatu menjadi Panca Aksara 
dari Panca Brahma yang akhirnya bersatu kembali menjadi Tri Aksara OM sebagai sumber kekuatan di dalam tubuh kita (bhuwana alit) ataupun dalam jagat raya ini (bhuana agung) ini.

Setelah bersatu sebagai kekuatan Tri Aksara OM yaitu AUM Tri Murti tersebut dalam ringkasan lontar tutur aji saraswati disebutkan penyatuan ini sebagai berikut : 

Sebagai tanda legisigns dalam aksara suci kajang, simbolis Eka Aksara (Ekaksara) ataupun Dasa Aksara (Dasaksara) ini sebagai aksara wyanjana dalam bentuk dan makna tertentu seperti 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya