OM SWASTYASTU * SELAMAT DATANG DI SASTRA AGAMA INI * SEMOGA SEMUA INFORMASI YANG DISAJIKAN DI SASTRA AGAMA BERGUNA BUAT SAUDARA DAN SAUDARI * SAHABAT DAN REKAN SEMUA * ARTIKEL YANG TERSAJI DISINI MERUPAKAN REFERENSI DARI BERBAGAI SUMBER YANG TERPERCAYA * TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Nyaya

Nyaya dalam aksara dan filsafat.
  • Dalam aksara wreastra, Nyaya berarti Sang Hyang Pasupati, yang diucapkan dengan mantra weda dan dilengkapi dengan bantennya.
  • Untuk mengetahui kenyataan atas kebenaran yang dalam filsafat Nyaya disebutkan dengan pengetahuan yang benar agar menuntun kita ke kegiatan praktis.

Aksara Nyaya sebagai bagian dari wreastra yang sebagaimana disebutkan 
aksara yang biasa digunakan keseharian masyarakat Bali dari jaman dulu untuk menulis dan dipakai untuk menuliskan bahasa Bali pada umumnya dimana Sang Hyang Pasupati yang salah satunya disebutkan merupakan Sanghyang Aji Sarasvati, sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Pengetahuan disebutkan juga berperan dalam mencapai tujuan hidup, seperti halnya dijelaskan dalam filsafat Nyaya sebagai bagian dari sad darsana yang didirikan oleh Rsi Gotama. Kadang-kadang beliau juga memakai Aksapada atau Dirghatapa yang sebagaimana dijelaskan kajian filsafat nyaya dalam artikelku disebutkan bahwa 
pokok ajarannya bersumber dari logika (Tarka Veda) dan juga terdapat ajaran yang menjelaskan tujuan tertinggi manusia yaitu kelepasan (atau kamoksan) yaitu terhentinya secara mutlak semua duka dan penderitaan. 
Menurut filsafat ini, untuk mencapai tujuan tertinggi tersebut diperlukan filsafat untuk mengetahui kenyataan atas kebenaran, serta logika untuk memastikan kondisi-kondisi dan metode – metode pengetahuan yang benar.
Pengetahuan timbul karena keragu-raguan. 
Keragu-raguan itu akan menimbulkan rasa ingin tau yang besar untuk mencari jawaban atas sebuah pertanyaan. 
Kumpulan jawaban-jawaban tersebutlah yang menjadi pengetahuan.
Filsafat Nyaya yang bersifat realistis menuntut agar penganutnya mempunyai dan memperoleh pengetahuan yang benar. Filsafat ini dalam memecahkan ilmu pengetahuan menggunakan 4 metode ( catur pramana) yaitu :
  • Pratiaksa, yaitu pengamatan langsung melalu panca indra. Suatu objek yang diamati melalui dua jenis pratyaksa
    • Byahya, pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek melalui panca indra seperti mata, telinga dan sebagainya
    • Antara, pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran atau manas.
  • Anumana, pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek dengan menarik pengertian atau kesimpulan yang diperoleh yang merupakan suatu kesimpulan dari objek yang ditentukan, dalam menarik suatu kesimpulan, dipergunakan tiga rumusan yaitu:
    • Paksa, kesimpulan yang ditarik dengan cepat dalam suatu objek sehingga memperoleh suatu pengertian yang cepat dan tepat.
    • Sandya, kesimpulan yang diperoleh suatu melalui masa panjang terhadap suatu objek.
    • Linga atau sadhana, kesimpulan yang diperoleh antara paksa dan Sandya.
  • Upamana, ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui perbandingan.
  • Sabda, pengetahuan yang diperoleh dengan mendengarkan melalui penjelasan-penjelasan dari sumber yang patut dipercaya.
Sehingga pengetahuan yang benar menuntun kita ke kegiatan praktis dan berhasil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekar Madya